Penulis menceritakan pengalaman dia berbisnis dari nol sampai sukses, dan terjatuh, kemudian bangkit kembali. Begitulah siklus berdagang naik-turun dan menghadapi ketidakpastian. Sebenarnya isi buku ini adalah pengalaman beliau yang diceritakan pada seminarnya, dan juga video yang diunggah di channel Youtube.
Satu yang jelas dari beliau adalah cara berbisnis dengan berdagang tidaklah berubah dari dulu. Tapi yang berkembang adalah bahasa, dan teknologi terhadap kebiasaan manusia yang membuat banyak pelaku usaha kebingungan. Baik itu pemula atau yang sudah lama berbisnis tapi tidak mengikuti perkembangan jaman.
Gampangnya dulu orang jualan di suatu tempat yang disebut pasar. Semua pedagang dan pembeli berkumpul dalam satu lokasi di waktu yang sama. Sedangkan di era digital, pedagang dan pembeli tidak terikat lokasi dan waktu. Tapi keduanya terjadi transaksi jual-beli. Sekarang disebut e-commerce.
Dulu iklan dengan selebaran kertas, media koran, radio, atau televisi. Sekarang iklan disebar melalui internet, iklan akan muncul pada setiap orang yang mengaksesnya.
Sekarang promosi tidak lagi menggunakan kata-kata manis, tapi mempraktekan dagangan secara langsung seperti pertunjukan, dan dilakukan setiap kali mereka berdagang. Sekarang cukup dengan rekaman video yang disebut LIVE.
Tapi dari contoh di atas tahukan apa yang tidak pernah berubah? cara berdagang, tetap mengandalkan nilai kebaikan turun-temurun. Contohnya pembayaran tunai karena memberi manfaat yang besar kepada pedagang. Harga yang jelas yang memberi kepastian kepada pembeli. Barang yang sesuai dengan aslinya, sehingga tidak ada unsur penipuan yang menimbulkan banyak keburukan bagi kedua pihak. Barang yang bermanfaat untuk konsumen. Dan yang terpenting ada untungnya!
Kemudian pengelolaan hasil dagang. Digunakan untuk membuat usaha lagi sebagai cadangan jika suatu saat usaha sebelumnya akan mengalami bangkrut.
Menghindari hutang karena dapat mematikan usaha. Lebih baik mematikan gaya hidup boros. Jika sudah terlanjur, harus berani membersihkan diri dengan menjual semuanya, dengan tujuan terbebas dari hutang. Itu yang utama, sebelum kembali memulai binis. Sebab pikiran yang tidak terbebani dengan hutang, atau tagihan yang muncul per bulan, akan mudah memunculkan ide bisnis dan mengelolanya.
Ikuti dan temukan pasar. Pasar identik dengan kumpulnya banyak orang, dan tiap orang di sana punya kebutuhannya masing-masing. Dari situ jual apa yang mereka butuhkan. Dari hal yang sederhana, ke sesuatu yang rumit. Sesuatu yang sulit = ditebus dengan harga yang mahal. Anda dapat menjual apa saja, bisa barang, jasa, modal, dll. Karena beliau seorang muslim tentu beliau berbisnis dibawah hukum Islam. Dengan begitu ada keberkahan sendiri dalam tiap bisninya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.